Rabu, 08 Maret 2017

RETINOL, RETINOID, RETINOIC ACID? AMANKAH?


Oleh : Ean_Lullaby
Diolah dalam berbagai sumber

Assalamualaikum wr.wb
Hai sahabat ladies~~ Salam cantik semuanya ^^

Kali ini el nggak akan mengulas tentang review-an suatu produk, melainkan akan mengulas salah satu kandungan dalam suatu produk, biasanya ini ada dalam kandungan anti aging dan jerawat. Yups, itu adalah Retinol, Retinoid, Retinoic Acid atau bentuk lain dari vitamin A. Okay, kenapa aku tiba-tiba pengen mengulas ini? karena kemarin sempet blog walking ke blognya salah satu blogger yang membahas tentang produk Hada Labo disitu dia menyinggung sedikit tentang efek samping dari retinol, disitu aku langsung kaget dan ngeri dan tentu aja langsung googling tentang semuanya. Akhirnya untuk pengingat dan pengetahuan bersama aku putuskan buat dijadikan tulisan blog #tsah :) sharing is caring, right?
            Tau nggak sih guys, Retinol dan sejenisnya itu lebih hebat dari AHA (Alpha-Hydroxy Acid) loh. Dia nggak hanya menyembuhkan jerawat, tapi yang paling penting dia dapat mencegah kerutan. Wow! Sebenernya banyak produk yang mengandung vit A ini yang dijual bebas, tapi maybe nggak banyak yang tau ya...

Apa sih itu Retinol...?
Pertama, kita bahas dulu apa itu Retinol. Retinol merupakan turuan dari vit A yang berasal dari substansi hewani dan merupakan bentuk dari vit A yang sudah dikenal luas. Retinol berfungsi untuk meningkatkan kolagen (yang berguna untuk mencegah kerutan), memperbaiki pembuluh darah, mempercepat regenerasi sel, mengatasi jerawat, dan menghilangkan noda bekas jerawat maupun flek, serta mengatasi kulit kusam. Selain Retinol, vit A juga dapat ditemui dalam bentuk Retinoic Acid (Tretinoin dan Retin-A). Walaupun berhubungan namun keduanya berbeda, perhatikan persen kandungan yang ada karena jika terlalu tinggi maka akan menyebabkan iritasi.

Awal sejarah penggunaan Retinol...
Sejarahnya, Retinoid (turunan lain vit A) diberikan oleh dokter kepada penderita masalah jerawat pasiennya, ternyata setelah dipakai tidak hanya jerawat saja yang teratasi melainkan kulit pasiennya terlihat semakin bersih, halus, cerah, dan yang terpenting memudarnya garis-garis kerutan. Produk Retinoid pertama yang disetujui oleh FDA (Food and Drugs Administration) adalah Retin-A
Pengguna yang telah memakai produk dari turunan vit A ini kulitnya lebih sensitif terhadap sinar matahari. Oleh karena itu penggunaan obat ini diharuskan malam hari, selain itu kulit akan menjadi kering dan kemerahan. Oleh karena itu biasanya dianjurkan memakai pelembab. Hal ini dikarenakan Retinol, Retinoid, ataupun Retinoic Acid mengurangi kelenjar minyak yang merupakan penyebab jerawat. Hhmm ini bener loh, seriusan ngefek banget. Dulu wajahnku tipe berminyak tapi sekarang cenderung normal dan kering.. 
Kulit kita hanya bisa menerima Retinoid dalam bentuk Retinoc Acid. Karena itu semua jenis Retinoic Acid harus sudah dikonversikan dalam bentuk Retinoc Acid, hal ini karena Retinoic Acid merupakan bentuk yang paling tepat dan sesuai dengan kulit kita. Begitupun dengan Retinol, harus dikonversikan dalam bentuk Retinaldehyde kemudian dikonversikan lagi menjadi Retinoic Acid. Retinol merupakan turunan Retinoid yang terlemah.

Bagaimana cara kerjanya...?
Cara kerja tretinoin untuk mengatasi aging yaitu dengan meningkatkan produksi kolagen dan menstimulasi pembuluh darah pada kulit. Hasilnya, kulit menjadi lebih halus dan bersemu merah, noda hitam (aging spot) memudar, dan mengurangi noda pre kanker yang disebut actinic keratosis. Tretinoin dapat menyembuhkan efek yang lebih serius dari radiasi sinar UV.


cara kinerja retinoic acid yang menyamarkan kerutan
Cara kerja tretinoin untuk mengatasi jerawat dan kulit berminyak yaitu dengan mencegah sel-sel kulit mati menyumbat pori-pori dan mencegah terbentuknya bekas jerawat (acne scar). Tretinoin mengurangi produksi minyak dan peradangan. Selain itu juga mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab jerawat. 
cara kerja retinoic acid yang mengatasi jerawat

Lalu apa bahayanya...?
Sebenarnya pada penggunaan topikal (dioleskan pada kulit) hanya memiliki efek saja yaitu kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari (apalagi terhadap kulit sensitif), kulit menjadi kering, bibir menjadi ikut kering, kulit mengelupas. 
Sedangkan untuk penggunaan secara sistemik atau dikonsumsi, bahayanya lebih nyata. Penggunaan pada sistem tersebut memiliki efek teratogenik atau menyebabkan abnormalitas perkembangan janin dalam kandungan yang dapat menyebabkan berbagai bentuk malformasi/kecacatan pada janin. *Jujur, baru tahu juga kalau ada yang diminum juga.* 

Hal tersebut berdasarklan pada fakta pengalaman yang terjadi pada tahun 1982 di Amerika, ketika sebuah obat jerawat berbentuk kapsul yang bernama Accutane diedarkan di masyarakat, telah terjadi 900-1300 bayi lahir cacat seperti memiliki gangguan hidrosephalus (pembesaran kepala berisi cairan), kecacatan telinga, gangguan jantung, dan penurunan intelegensia, 700-1000 terkena dampak aborsi spontan, serta 5000-7000 janin digugurkan medis karena terpapar Accutane. Hal tersebut terjadi selama kurun waktu 5 tahun dari sekitar 160 ribu wanita yang mengkonsumsinya. Sejak saat itu, obat jerawat Accutane digolongkan sebagai Obat dengan Kategori X untuk kehamilan, yang berarti tidak boleh digunakan sama sekali pada wanita yang hamil dan atau akan merencanakan kehamilan.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa bahaya paling nyata tentu membayangi penggunaan secara sistemik, namun pada penggunaan topikal atau yang dioleskan ke kulit dalam jangka waktu lama dikhawatirkan juga akan menyebabkan terserapnya asam retinoat ke dalam tubuh. 


kondisi wajah saat mengalami purging atau breakout

Lalu masih bolehkah dipakai...?
Berdasarkan ulasan yang telah dijelaskan di atas, tentu muncul dalam benak kita apakan asam Retinoat, Retinoid Acid, dan sebagainya maih boleh dipakai? Apalagi untuk jangka panjang, tentu ini harus menjadi pertimbangan sendiri bagi kaum wanita, mengingat apakah manfaatnya lebih besar atau malah efek sampingnya yang lebih besar. Saya akan coba memberikan sedikit review yang saya temukan di internet dari mereka yang telah menggunakannya dan nantinya akan saya bagi tentang pengalaman saya selama memakai asam retinoid ini.
Kalau melihat efek bahaya yang dijelaskan tentu banyak orang yang menghindari penggunaan asam ini, tapi tidak sedikit pula dermatologist yang justru menyarankannya. Kata mereka, tidak usah membeli produk anti-aging yang harganya sampai selangit, cukup gunakan asam tritenoid. 
Hasil penelitian Kang et al pada tahun 2005, bahwa penggunaan krim yang mengandung 0,05% tretinoid aman dan efektif digunakan dalam jangka waktu 2 tahun. Bahkan pada tahun 2006, dilaporkan bahwa sel-sel kulit yang mengalami gejala pre-kanker menjadi normal kembali setelah penggunaan tretinoid selama 2 tahun tersebut.
Menurut Guy F. Webster, pengolesan tretinoin tidak akan mengubah jumlah plasma vitamin A dalam tubuh, resikonya sama kecilnya seperti jika orang makan wortel. 
Bahkan dalam sebuah artikel, ada yang menyatakan kalau telah menggunakannya selama 21 tahun, selain itu dr. Cynthia Bailey dalam websitenya juga menyatakan telah menggunakan tretinoin selama 20 tahun. 
Selain itu, penulis pribadi juga pernah berkunjung ke blog Bobi Fahlevi yang juga pernah menggunakan asam Retinoic Acid ini, dalam blognya juga pernah dijelaskan seseorang yang membutuhkan waktu berbeda-beda ketika menggunakan asam ini. Bahkan ada yang sampai menggunakan dalam waktu 7 tahun hingga masalah jerawatnya teratasi. Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda.
Saya juga lagi menggunakan Vitacid yang 0,1% kurang lebih sudah 2/3 bulanan, apalagi untuk menghilangkan bekas jerawatnya. Huft :( selain itu, juga saya pakai ke seluruh muka, sekalian buat anti aging.. hehe 
Tapi, penulis sendiri pernah menemukan info juga dari internet yang katanya bahwa tretinoin, retinoic acid aman digunakan, hal tersebut berdasarkan penelitian selama 10thn, asam retinoat yg terserap sangat lah sedikit, dan telah terbukti tidak menyebabkan gangguan apapun pada janin. Berdasarkan sumber di sini .
 
Sebagai catatan dari penulis, asalkan asam retinoid yang dipakai hanya dioleskan saja tidak dikonsumsi maka sah-sah saja dan aman-aman saja untuk digunakan, apalagi jika digunakan sebagai obat jerawat saja (hanya dioles pada bagian yang berjerawat). Efek yang ditimbulkan hampir sedikit sekali dalam tubuh. Kecuali jika penggunaan asam retinol ini digunakan sebagai anti-aging dan wajah tidak memiliki masalah jerawat, maka cukup gunakan seperlunya, 2 kali dalam seminggu dirasa cukup sebagai pencegahan anti aging.
     Meskipun begitu, alangkan lebih baiknya jika dalam masa mengandung atau merencanakan kehamilan untuk menghentikan penggunaan kosmetik yang berbahan retinol dan sejenisnya  beberapa bulan sebelum perencanaan, untuk jaga-jaga saja. Bukankah, mencegah lebih baik dari mengobati? :)
Nah itu tadi penjelasan mengenai Asam Retinol atau Vitamin A. Sebagai penutup akan saya bagi tips penggunaan Retinol berdasarkan ilmu sharing dan pengalaman saya.

!!! TIPS & CATATAN !!!
Penggunaan Yang Benar
  1. HANYA BOLEH DIGUNAKAN pada malam hari 
  2. Tidak boleh digunaan bersamaan dengan produk yang mengandung glycolic acid, AHA (Alpha Hydroxid Acid) dan Benzoyl Peroxide
  3.  Tunggulan 15-30 menit sebelum menggunakan asam ini sesudah mencuci muka, dan jika setelah itu akan menggunakan skincare lain, maka tunggu lagi 15-30 menit. 

Cara Menyesuaikan Kulit
  1. Gunakan asam Retinol dalam kadar terendah dahulu untuk menyesuaikan kulit yang memulai menggunakan, seperti kadar 0,025% dalam Vitacid dan gunakan 1-2 kali dalam seminggu
  2. Setelah kulit mulai menyesuaikan tinggakkan penggunaan menjadi tiap malam. Catatan: jika terdapat iritasi dalam awal penggunaan itu wajar, karena kulit mencoba untuk terbiasa namun jika kulit menjadi sangat sensitif maka sebaiknya hentikan sementara hingga kondisinya pulih. 
  3. Setelah itu mulai kembali Gunakan sedikit saja untuk wajah/leher, sepert kata dr. Cynthia Bailey seperti sebutir mutiara
  4. Gunakan pembersih muka yang tidak membuat muka semakin sensitif/iritasi
  5. Hindari juga produk skincare yang membuat wajah iritasi untuk memaksimalkan kerja asam Retinol.
  6. Hentikan penggunaan jika kulit memerah/iritasi, seperti misalnya karena sunburn, produk lain, atau perawatan lain.


Efek yang ditimbulkan


  1. Kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari
  2.  Kulit Menjadi kering dan mengelupas (biasanya terjadi saat masa purging/breakout)
  3.  Peradangan meningkat
  4. Kulit menjadi sensitif (terhadap luka ~ bahkan hanya terhadap gigitan nyamuk. Hal ini karena kulit menjadi tipis)



Yang harus diperhatikan 
  1. Tidak boleh melakukan Waxing atau Hair removal atau mencabut bulu pada kulit yang menggunakan asam retinol
  2. Wanita hamil tidak boleh menggunakan Retinoid karena keamanannya belum diketahui bagi janin
  3. Jika akan melakukan perawatan seperti chemical peeling, microdermabrasion, atau laser sebaiknya konsultassikan dahulu dengan esthetician supaya dapat menyesuaikan waktu penggunaan keduanya
  4. Gunakan suncreen atau sunblock untuk melindungi kulit dari sinar matahari

Catatan Tambahan Pribadi
  1. Gunakan hanya malam hari !
  2. Hindari sinar matahari
  3. Hindari produk yang mengandung alkhohol karena akan membuat kulit semakin perih
  4. Kerena kulit menjadi sensitif terhadap luka, maka jangan menggaruk kulit wajah walau hanya tergigit nyamuk, karena akan membuat kulit iritasi bahkan luka
  5. Jangan digunakan bersamaan dengan produk AHA
  6. Gunakan sunscreen/sublock jika keluar rumah atau jika wajah terpapar sinar matahari
  7. Retinoic Acid dan sejenisnya membuat kulit bahkan bibir menjadi kering, sering-seringlah menggunakan lipbalm untuk menghindari bibir kering dan pecah-pecah.

Baca Juga :
http://eanlullaby.blogspot.co.id/2016/11/review-obat-jerawat-vitacid-0025-cream.htmlhttp://eanlullaby.blogspot.co.id/2017/01/review-obat-jerawat-vitacid-01-cream_22.html

Source:
http://www.richamorindonesia.com/memilih-produk-kecantikan-dan-kosmetik-yang-aman/

2 komentar: