Rabu, 19 Februari 2014

Rinduku

oleh : Ean Lullaby
Rinduku, padamu yang selalu kenakan baju muslim hijau tua...
Membuat hawa manapun melihat tampan perilakumu...
Namun kau hanya melihatku dan lemparkan senyum itu...
Senyum, yang tak semua hawa mudah dapatkan itu...
Senyum simpul selembut hijau tua dengan tatapan tajam namun sederhana
Oh ya Allah aku tahu aku merindunya...
Jagalah senyum lembutnya, dimanapun dia berada ya Allah...         

#SAVE RISMA


#SAVE RISMA
Oleh : Ean Lullaby

Adalah Tris Rismaharini yang saat ini lagi hangat menjadi sorotan media politik nasional dan trending tropic di berbagai media sosial karena issue pengunduran dirinya sebagai Walikota Surabaya dalam curhatnya bersama Najwa Shihab dalam salah satu televisi Indonesia (baca; MetroTv). Ir. Tri Rismaharini, M.T. lahir di Surabaya pada tanggal 20 Oktober 1961 yang menjabat sebagai walikota Surabaya sejak 28 September 2010. Tri Rismaharini adalah lulusan Institus Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) jurusan Arsitektur dan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota. Dalam sejarah Surabaya, ia adalah walikota wanita pertama Surabaya yang juga tercatat sebagai wanita yang dipilih langsung menjadi walikota melalui pemilihan kepala daerah di sepanjang sejarah demokrasi di Indonesia pasca Reformasi 1998. Ia menggantikan Bambang Dwi Hartono yang kemudian menjabat sebagi wakilnya hingga akhirnya Bambang mengundurkan diri pada tanggal 14 Juni 2013.
Sebelum menjabat sebagai Walikota Surabaya, Risma sapaan akrabnya pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Perencanaan Kota Surabaya hingga tahun 2010. Issue mengenai pengunduran dirinya disayangkan oleh banyak kalangan, terlebih warga Surabaya. Risma dianggap telah berjasa mengubah citra kota Surabaya yang terkenal kota yang kumuh, panas menjadi kota lebih asri, hijau, segar dan nyaman. Bahkan di bawah kuasanya, kota Surabaya banyak mendapat penghargaan dari dalam maupun luar negeri. Adapun taman kota yang dibangun dan diperbaiki oleh Risma, yakni Taman Bungkul di jl. Darmo yang dikonsep dengan all-in-one entertainment park, taman di Bundaran Dolog, taman Undaan, serta taman Bawean dan beberapa tempat yang dulunya tak terurus sekarang tiap malam dipenuhi dengan warga Surabaya. Berkat jasanya pula, ia berhasil membangun jalur pedestrian dengan konsep modern di sepanjang jalan Basuki Rahmat yang kemudian berlanjut hingga ke jalan Tanjungan, Blauran, dan Panglima Sudirman.
Dalam curhatnya bersama Najwa Shihab 12 Februari 2014 lalu, Risma tak menampik ada niatan ingin mundur dari jabatannya. Namun Risma tak menjelaskan dengan gamblang alasan mengapa ia ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Ia hanya mengaku bahwa ia mendapat tekanan dari beberapa pihak yang menginginkan ia mundur. Sejak saat itulah pujian dan dukungan mengalir deras kepada perempuan ini, yang tak hanya dari warga Surabaya namun dari seluruh rakyat Indonesia. Pujian dan dukungan ditujukan untuk Risma karena kinerja Risma yang jujur dan penuh dalam melayani rakyat Surabaya. Dalam beberapa momen, Risma seringkali terjun langsung mengatasi masalah Surabaya, bahkan untuk hal-hal yang sepele. Risma pernah mengatur kemacetan Surabaya dengan turun langsung mengatur warga saat hujan seperti tukang parkir pada umumnya, Risma juga pernah membersihkan saluran air sendiri jika tersumbat dan rela meninggalkan tamu-tamunya, dan memilih keliling Surabaya untuk melihat kondisi kota saat hujan. Karena blusuk’an-nya inilah ia disebut-sebut sebagai orang yang mampu menandingi kharisma Jokowi. Namun ia merasa acuh dengan hal ini.
Adapun beberapa issue alasan yang membuat Risma mengundurkan diri, adalah karena ketua DPRD Whisnu Wardana yang menurunkan Risma dengan hak angketnya, karena Risma dianggap menaikkan pajak reklame sebanyak 25% tanpa melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Namun Risma berpendapat bahwa, pajak dikawasan khusus perlu dinaikkan agar pengusaha tidak seenaknya memasang iklan di jalan umum, dan agar kota tak menjadi belantara iklan. Keputusan ini didukung oleh 6 dari 7 fraksi politik termasuk PDI-P yang mengusungnya menjadi walikota. Hanya PKS-lah yang menolak keputusan ini karena dianggap belum ada bukti. Belakangan kemudian, kabar yang beredar adalah banyaknya kalangan DPRD Surabaya yang ‘cemburu’ mengenai sepak terjang politik Risma yang tidak kenal kompromi dan ingin terus membangun kota Surabaya. Selain itu, ada juga issue yang mengatakan bahwa Risma menolak pembangunan tol tengah kota Surabaya yang dinilainya tidak akan bermanfaat untuk mengurangi kemacetan dan lebih memilih meneruskan proyek frontage road dan MERR-IIC (Midle East Ring Road) yang akan menghubungkan area industri Rungkut hingga Jembatan Suramadu yang bermanfaat untuk pemerataan pembangunan kota. Selain itu, juga masalah Risma yang melapor kepada KPK agar masalah Kebun Binatang Surabaya (KBS) diusut, inilah yang menjadikan beberapa orang geram kepada Risma yang ingin mengubah KBS menjadi proyek lain.
Dalam masa jabatannya dengan kebijakan yang frontal itulah Risma banyak mendapat tekanan bahkan ancaman dari banyak pihak. Bahkan Risma mengaku sudah terbiasa dengan ancaman-ancaman tersebut. Hingga Risma pernah diancam dibunuh oleh seorang yang tak menyukainya, karena hal inilah Risma mengatakan kepada keluarganya jika nantinya ia meninggal maka penyebabnya tidak perlu diusut. Saat ini ramai dukungan terhadap Risma dengan judul #SaveRisma agar tetap bertahan di jabatannya. Dukungan juga berasal dari Joko Widodo yang menginginkan Risma bertahan, selain itu juga ada dukungan dari Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok dan Rano Karno.
Kini, keputusan penuh ada pada tangan wanita berumur 52 tahun tersebut, akankah ia melanjutkan sisa kepemimpinannya 2 tahun lagi atau memilih undur diri. Namun melihat kinerja beliau yang begitu tulus dan jujur untuk membangun Surabaya hingga diakui dunia, saya yakin banyak orang yang tak menginginkan pengunduran diri tersebut. Indonesia butuh pemimpin macam Risma, Jokowi, Ahok yang tegas dan mengutamakan rakyat. Sebagai warga Surabaya juga, miris rasanya melihat air mata Bu Risma yang berlinang akibat tekanan tersebut. Orang yang jujur dan baik macam Bu Risma tidak berlaku dan bahkan perlu dilengserkan dari kursi pemimpin di Indonesia, dan terpaksa orang-orang seperti Bu Risma harus rela dimakan oleh poli’tikus’ – poli’tikus’ Indonesia. #SaveRisma #SaveSurabaya
Penghargaan yang diperoleh Surabaya dibawah kepemimpinan Bu Risma:
a.       Meraih tiga kali piala adipura pada tahun 2011, 2012, dan 2013 dalam kategori kota metropolitan
b.      Kota terbaik se-Asia Pasifik pada tahun 2012 versi Citynet atas keberhasilan pemerintah kota dan partisipasi rakyat dalam mengelola lingkungan
c.       Tahun 2013, Surabaya memperoleh penghargaan Future Goverment Awards 2013 di dua bidang sekaligus, data center dan inklusi digital menyisihkan 800 kota lain di seluruh Asia-Pasifik
d.      Taman Bungkul meraih “The 2013 Asian Townscape Award (ATA)” untuk kategori taman terbaik Se-Asia dari PBB.
e.       Penghargaan Kota Sehat tingkat nasional
f.       Penghargaan E-Procurement
g.      Perpustakaan Terbaik Nasional, serta Kearsipan Terbaik Nasional
h.      Risma juga mendapat penghargaan sebagai walikota terbaik tingkat dunia pada tahun 2012, dengan Joko Widodo yang saat itu menjabat sebagai Walikota Surakarta, dan masih banyak lagi puluhan penghargaan yang diperoleh Surabaya dibawah kepemimpinan Bu Tri Rismaharini. – #SaveRisma #Save Surabaya

EanLullaby | 2014