Senin, 30 November 2015

November

November
Oleh : Ean Lullaby
30.11.2015. ~ 00:35 WIB
=========================


Ada perasaan rindu yang tetap aku tahan hingga saat ini. Berharap dapat menguap seiring dengan musim hujan yang tlah datang. Bulanmu akan segera pergi dan bulanku akan segera datang dan cepatlah tahun ini berganti. Dan akan kutinggalkan segala kenangan terakhir di tahun ini, menutup lembaran kisah dalam rajutan kasih yang tlah terhenti.
Aku terhenti dengan waktu yang terus berjalan, aku berharap oleh kenyataan yang terus menampar. Menatap tajam mesin waktu yang berjalan. Membunuhku dalam masa yang akan datang. Abstrak yang kurasakan dan tak dapat aku gambarkan dalam November ini.
Awan biru yang menghitam. Langit cerah berganti mendung. Selalunya hujan datang dengan petir gemuruh. Dan pelangi yang terlupakan bahkan terlewatkan. Pertemuan yang berakhir dengan perpisahan. Janji yang terbuai oleh dusta. Kenangan yang hilang oleh waktu. Jika November adalah bulanmu, dan jika Desember adalah bulanku, lalu kemanakah Januari yang terlupakan bahkan terlewatkan. Kemanakah harus kuurai Januari yang penuh dengan kenangan?
Malam terakhir bulan November, kubiarkan angin dingin menyeruap ke dalam hatiku. Membekukan hati yang penuh dengan serpihan kenangan.  Usaikan saja cerita ini dengan beku sikapmu bagai gunung berjulang tinggi. Tetes air  yang jatuh semakin membuatku berangan tentang bagaimana bulan ini berlalu begitu saja. Begitu saja tanpa sapa dan kata.
“ccchhh!!! Naif sekali”.
Ijinkan aku menyudahi semuanya sebelum November berakhir. Dan biarkan kudapati jiwaku kembali di bulan Desember. Dan kau teruslah berjalan tanpa menatapku. Karena kau tlah dapatkan bulanmu yang lain. Kau melupakan Pelangi untuk mendapatkan Matahari yang dapat membakarmu. Pelangiku mungkin harus melewati hujan dan petir gemuruh tapi mataharimu, hanya akan menyilaukan dan membakarmu.

“hah! Aku mungkin tidak bisa menang melawan Matahari. Tapi Matahari pun tidak akan dapat menandingi keindahan pelangiku.”