Oleh : Ean_Lullaby
Diolah dalam berbagai sumber
Assalamualaikum wr.wb
Hai sahabat ladies~~ Salam cantik semuanya ^^
Kali ini el nggak akan mengulas tentang review-an suatu produk,
melainkan akan mengulas salah satu kandungan dalam suatu produk, biasanya ini
ada dalam kandungan anti aging dan jerawat. Yups, itu adalah Retinol,
Retinoid, Retinoic Acid atau bentuk lain dari vitamin A. Okay, kenapa aku
tiba-tiba pengen mengulas ini? karena kemarin sempet blog walking ke
blognya salah satu blogger yang membahas tentang produk Hada Labo disitu dia
menyinggung sedikit tentang efek samping dari retinol, disitu aku langsung
kaget dan ngeri dan tentu aja langsung googling tentang semuanya.
Akhirnya untuk pengingat dan pengetahuan bersama aku putuskan buat dijadikan
tulisan blog #tsah :) sharing is caring, right?
Tau nggak sih
guys, Retinol dan sejenisnya itu lebih hebat dari AHA (Alpha-Hydroxy
Acid) loh. Dia nggak hanya menyembuhkan jerawat, tapi yang paling penting
dia dapat mencegah kerutan. Wow! Sebenernya banyak produk yang mengandung vit A
ini yang dijual bebas, tapi maybe nggak banyak yang tau ya...
Pertama, kita bahas dulu apa itu Retinol. Retinol
merupakan turuan dari vit A yang berasal dari substansi hewani dan merupakan
bentuk dari vit A yang sudah dikenal luas. Retinol berfungsi untuk
meningkatkan kolagen (yang berguna untuk mencegah kerutan), memperbaiki
pembuluh darah, mempercepat regenerasi sel, mengatasi jerawat, dan
menghilangkan noda bekas jerawat maupun flek, serta mengatasi kulit kusam.
Selain Retinol, vit A juga dapat ditemui dalam bentuk Retinoic Acid
(Tretinoin dan Retin-A). Walaupun berhubungan namun keduanya
berbeda, perhatikan persen kandungan yang ada karena jika terlalu tinggi maka
akan menyebabkan iritasi.
Awal sejarah
penggunaan Retinol...
Sejarahnya, Retinoid (turunan lain vit A) diberikan oleh
dokter kepada penderita masalah jerawat pasiennya, ternyata setelah dipakai
tidak hanya jerawat saja yang teratasi melainkan kulit pasiennya terlihat
semakin bersih, halus, cerah, dan yang terpenting memudarnya garis-garis
kerutan. Produk Retinoid pertama yang disetujui oleh FDA (Food and
Drugs Administration) adalah Retin-A.
Pengguna yang telah memakai produk dari turunan vit A ini kulitnya
lebih sensitif terhadap sinar matahari. Oleh karena itu penggunaan obat ini
diharuskan malam hari, selain itu kulit akan menjadi kering dan kemerahan. Oleh
karena itu biasanya dianjurkan memakai pelembab. Hal ini dikarenakan Retinol,
Retinoid, ataupun Retinoic Acid mengurangi kelenjar minyak yang
merupakan penyebab jerawat. Hhmm ini bener loh, seriusan ngefek banget. Dulu wajahnku
tipe berminyak tapi sekarang cenderung normal dan kering..
Kulit kita hanya bisa menerima Retinoid dalam bentuk Retinoc
Acid. Karena itu semua jenis Retinoic Acid harus sudah dikonversikan
dalam bentuk Retinoc Acid, hal ini karena Retinoic Acid merupakan
bentuk yang paling tepat dan sesuai dengan kulit kita. Begitupun dengan Retinol,
harus dikonversikan dalam bentuk Retinaldehyde kemudian dikonversikan
lagi menjadi Retinoic Acid. Retinol merupakan turunan Retinoid
yang terlemah.
Bagaimana cara
kerjanya...?
Cara kerja tretinoin
untuk mengatasi aging yaitu dengan
meningkatkan produksi kolagen dan menstimulasi pembuluh darah pada kulit.
Hasilnya, kulit menjadi lebih halus dan bersemu merah, noda hitam (aging spot)
memudar, dan mengurangi noda pre kanker yang disebut actinic keratosis.
Tretinoin dapat menyembuhkan efek yang lebih serius dari radiasi sinar UV.
cara kinerja retinoic acid yang menyamarkan kerutan
Cara kerja tretinoin untuk mengatasi jerawat dan kulit berminyak yaitu dengan
mencegah sel-sel kulit mati menyumbat pori-pori dan mencegah terbentuknya bekas
jerawat (acne scar). Tretinoin mengurangi produksi minyak dan peradangan.
Selain itu juga mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.
Lalu apa bahayanya...?
cara kerja retinoic acid yang mengatasi jerawat
Lalu apa bahayanya...?
Sebenarnya pada penggunaan topikal (dioleskan pada kulit) hanya
memiliki efek saja yaitu kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari
(apalagi terhadap kulit sensitif), kulit menjadi kering, bibir menjadi ikut
kering, kulit mengelupas.
Sedangkan untuk penggunaan secara sistemik atau dikonsumsi,
bahayanya lebih nyata. Penggunaan pada sistem tersebut memiliki efek
teratogenik atau menyebabkan abnormalitas perkembangan janin dalam kandungan
yang dapat menyebabkan berbagai bentuk malformasi/kecacatan pada janin. *Jujur,
baru tahu juga kalau ada yang diminum juga.*
Hal tersebut berdasarklan pada fakta pengalaman yang terjadi pada tahun 1982 di Amerika, ketika sebuah obat jerawat berbentuk kapsul yang bernama Accutane diedarkan di masyarakat, telah terjadi 900-1300 bayi lahir cacat seperti memiliki gangguan hidrosephalus (pembesaran kepala berisi cairan), kecacatan telinga, gangguan jantung, dan penurunan intelegensia, 700-1000 terkena dampak aborsi spontan, serta 5000-7000 janin digugurkan medis karena terpapar Accutane. Hal tersebut terjadi selama kurun waktu 5 tahun dari sekitar 160 ribu wanita yang mengkonsumsinya. Sejak saat itu, obat jerawat Accutane digolongkan sebagai Obat dengan Kategori X untuk kehamilan, yang berarti tidak boleh digunakan sama sekali pada wanita yang hamil dan atau akan merencanakan kehamilan.
Hal tersebut berdasarklan pada fakta pengalaman yang terjadi pada tahun 1982 di Amerika, ketika sebuah obat jerawat berbentuk kapsul yang bernama Accutane diedarkan di masyarakat, telah terjadi 900-1300 bayi lahir cacat seperti memiliki gangguan hidrosephalus (pembesaran kepala berisi cairan), kecacatan telinga, gangguan jantung, dan penurunan intelegensia, 700-1000 terkena dampak aborsi spontan, serta 5000-7000 janin digugurkan medis karena terpapar Accutane. Hal tersebut terjadi selama kurun waktu 5 tahun dari sekitar 160 ribu wanita yang mengkonsumsinya. Sejak saat itu, obat jerawat Accutane digolongkan sebagai Obat dengan Kategori X untuk kehamilan, yang berarti tidak boleh digunakan sama sekali pada wanita yang hamil dan atau akan merencanakan kehamilan.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa bahaya paling nyata
tentu membayangi penggunaan secara sistemik, namun pada penggunaan topikal atau
yang dioleskan ke kulit dalam jangka waktu lama dikhawatirkan juga akan
menyebabkan terserapnya asam retinoat ke dalam tubuh.
kondisi wajah saat mengalami purging atau breakout
Lalu masih bolehkah dipakai...?
Berdasarkan ulasan yang telah dijelaskan di atas, tentu muncul
dalam benak kita apakan asam Retinoat, Retinoid Acid, dan sebagainya maih boleh
dipakai? Apalagi untuk jangka panjang, tentu ini harus menjadi pertimbangan
sendiri bagi kaum wanita, mengingat apakah manfaatnya lebih besar atau malah
efek sampingnya yang lebih besar. Saya akan coba memberikan sedikit review yang
saya temukan di internet dari mereka yang telah menggunakannya dan nantinya
akan saya bagi tentang pengalaman saya selama memakai asam retinoid ini.
Kalau melihat efek bahaya yang dijelaskan tentu banyak orang yang
menghindari penggunaan asam ini, tapi tidak sedikit pula dermatologist
yang justru menyarankannya. Kata mereka, tidak usah membeli produk anti-aging
yang harganya sampai selangit, cukup gunakan asam tritenoid.
Hasil penelitian Kang et al pada tahun 2005, bahwa penggunaan krim
yang mengandung 0,05% tretinoid aman dan efektif digunakan dalam jangka waktu 2
tahun. Bahkan pada tahun 2006, dilaporkan bahwa sel-sel kulit yang mengalami
gejala pre-kanker menjadi normal kembali setelah penggunaan tretinoid selama 2
tahun tersebut.
Menurut Guy F. Webster, pengolesan tretinoin tidak akan mengubah
jumlah plasma vitamin A dalam tubuh, resikonya sama kecilnya seperti jika orang
makan wortel.
Bahkan dalam sebuah artikel, ada yang menyatakan
kalau telah menggunakannya selama 21 tahun, selain itu dr. Cynthia Bailey dalam
websitenya juga menyatakan telah menggunakan tretinoin selama 20 tahun.
Selain itu, penulis pribadi juga pernah berkunjung ke blog Bobi Fahlevi
yang juga pernah menggunakan asam Retinoic Acid ini, dalam blognya juga pernah
dijelaskan seseorang yang membutuhkan waktu berbeda-beda ketika menggunakan
asam ini. Bahkan ada yang sampai menggunakan dalam waktu 7 tahun hingga masalah
jerawatnya teratasi. Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda.
Saya juga lagi menggunakan Vitacid yang 0,1% kurang lebih sudah 2/3
bulanan, apalagi untuk menghilangkan bekas jerawatnya. Huft :( selain itu, juga
saya pakai ke seluruh muka, sekalian buat anti aging.. hehe
Tapi, penulis sendiri pernah menemukan info juga dari internet yang
katanya bahwa tretinoin, retinoic acid aman digunakan, hal tersebut berdasarkan
penelitian selama 10thn, asam retinoat yg terserap sangat lah sedikit, dan
telah terbukti tidak menyebabkan gangguan apapun pada janin. Berdasarkan sumber di sini .
Sebagai catatan dari penulis, asalkan asam retinoid yang dipakai hanya
dioleskan saja tidak dikonsumsi maka sah-sah saja dan aman-aman saja untuk
digunakan, apalagi jika digunakan sebagai obat jerawat saja (hanya dioles pada
bagian yang berjerawat). Efek yang ditimbulkan hampir sedikit sekali dalam
tubuh. Kecuali jika penggunaan asam retinol ini digunakan sebagai anti-aging
dan wajah tidak memiliki masalah jerawat, maka cukup gunakan seperlunya, 2 kali
dalam seminggu dirasa cukup sebagai pencegahan anti aging.
Meskipun begitu, alangkan lebih baiknya jika dalam masa mengandung
atau merencanakan kehamilan untuk menghentikan penggunaan kosmetik yang
berbahan retinol dan sejenisnya beberapa
bulan sebelum perencanaan, untuk jaga-jaga saja. Bukankah, mencegah lebih baik
dari mengobati? :)
Nah itu tadi penjelasan mengenai Asam Retinol atau Vitamin A.
Sebagai penutup akan saya bagi tips penggunaan Retinol berdasarkan ilmu sharing
dan pengalaman saya.
!!! TIPS & CATATAN !!!
Penggunaan Yang
Benar
- HANYA BOLEH DIGUNAKAN pada malam hari
- Tidak boleh digunaan bersamaan dengan produk yang mengandung glycolic acid, AHA (Alpha Hydroxid Acid) dan Benzoyl Peroxide
- Tunggulan 15-30 menit sebelum menggunakan asam ini sesudah mencuci muka, dan jika setelah itu akan menggunakan skincare lain, maka tunggu lagi 15-30 menit.
Cara Menyesuaikan Kulit
- Gunakan asam Retinol dalam kadar terendah dahulu untuk menyesuaikan kulit yang memulai menggunakan, seperti kadar 0,025% dalam Vitacid dan gunakan 1-2 kali dalam seminggu
- Setelah kulit mulai menyesuaikan tinggakkan penggunaan menjadi tiap malam. Catatan: jika terdapat iritasi dalam awal penggunaan itu wajar, karena kulit mencoba untuk terbiasa namun jika kulit menjadi sangat sensitif maka sebaiknya hentikan sementara hingga kondisinya pulih.
- Setelah itu mulai kembali Gunakan sedikit saja untuk wajah/leher, sepert kata dr. Cynthia Bailey seperti sebutir mutiara
- Gunakan pembersih muka yang tidak membuat muka semakin sensitif/iritasi
- Hindari juga produk skincare yang membuat wajah iritasi untuk memaksimalkan kerja asam Retinol.
- Hentikan penggunaan jika kulit memerah/iritasi, seperti misalnya karena sunburn, produk lain, atau perawatan lain.
Efek yang
ditimbulkan
- Kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari
- Kulit Menjadi kering dan mengelupas (biasanya terjadi saat masa purging/breakout)
- Peradangan meningkat
- Kulit menjadi sensitif (terhadap luka ~ bahkan hanya terhadap gigitan nyamuk. Hal ini karena kulit menjadi tipis)
Yang harus diperhatikan
- Tidak boleh melakukan Waxing atau Hair removal atau mencabut bulu pada kulit yang menggunakan asam retinol
- Wanita hamil tidak boleh menggunakan Retinoid karena keamanannya belum diketahui bagi janin
- Jika akan melakukan perawatan seperti chemical peeling, microdermabrasion, atau laser sebaiknya konsultassikan dahulu dengan esthetician supaya dapat menyesuaikan waktu penggunaan keduanya
- Gunakan suncreen atau sunblock untuk melindungi kulit dari sinar matahari
Catatan Tambahan Pribadi
- Gunakan hanya malam hari !
- Hindari sinar matahari
- Hindari produk yang mengandung alkhohol karena akan membuat kulit semakin perih
- Kerena kulit menjadi sensitif terhadap luka, maka jangan menggaruk kulit wajah walau hanya tergigit nyamuk, karena akan membuat kulit iritasi bahkan luka
- Jangan digunakan bersamaan dengan produk AHA
- Gunakan sunscreen/sublock jika keluar rumah atau jika wajah terpapar sinar matahari
- Retinoic Acid dan sejenisnya membuat kulit bahkan bibir menjadi kering, sering-seringlah menggunakan lipbalm untuk menghindari bibir kering dan pecah-pecah.
Baca Juga :
Source:
http://www.richamorindonesia.com/memilih-produk-kecantikan-dan-kosmetik-yang-aman/
Keren Mbak��
BalasHapusHai @Saudia "iiko" rakhma makasii yaa :))
Hapus